Eps 04: Belajar Make-Money-Online dari Gen-Z satu ini.

“Kalau kamu punya ide kecil hari ini, jangan sepelekan. Ide kecil itu bisa jadi awal dari hal besar yang mengubah hidupmu.”

Selamat datang di SolopreneurStory, newsletter mingguan yang mengupas perjalanan inspiratif para kreator Indonesia. Di sini, kita belajar bersama tentang membangun audiens, menciptakan karya, hingga strategi monetisasi.

Setiap pekan, kami hadirkan cerita baru untuk memotivasi dan memperluas wawasan Anda. Yuk, ikuti perjalanan mereka dan temukan insight berharga!

Now, let's talk deeply.

Btw boleh tahu nama aslinya sebenarnya siapa bro?

Boleh, Nama depanku “Dimas”, nama belakang “Seno”. Kenapa jadi Senroo, ada huruf R di tengah artinya Rizky atau Rejeki wkwkw

Baik, bisa Mas Dimas ceritakan sedikit tentang latar belakangnya dan bagaimana hal itu membawa Mas bro ke posisi saat ini? 

Aku mau cerita sedikit perjalanan aku sebagai kreator digital. Mungkin kamu lagi di posisi yang sama seperti aku dulu, penasaran gimana caranya memulai, belajar desain, atau bahkan menghasilkan uang dari skill kreatif yang kamu punya. Jadi, semoga cerita ini bisa memberi kamu sedikit inspirasi. 

“Setiap kreator besar pernah jadi pemula yang ragu untuk melangkah.”

Awal Mula: Dari Iseng sampai Jadi Passion

Aku pertama kali kenal Canva karena kebutuhan sederhana: bikin quotes untuk Instastory. Saat itu, aku nggak punya perangkat canggih buat install software desain seperti Adobe. Akhirnya, aku nemu video tentang Canva di YouTube (jujur lupa siapa kreatornya). Waktu aku coba, Canva ternyata ramah banget buat pemula! Semua fiturnya intuitif, dan nggak butuh waktu lama buat aku langsung jatuh cinta.

Di awal perjalanan, aku benar-benar belajar secara otodidak. Aku habiskan waktu buat eksplorasi fitur, mencoba kombinasi elemen, bermain dengan warna, dan mendesain apa saja yang terlintas di kepala. Dari desain poster sederhana, feeds Instagram, sampai akhirnya aku mulai membantu coffee shop dan warung bakso lokal untuk branding mereka.

Di situlah aku sadar bahwa desain itu punya kekuatan besar untuk membantu bisnis berkembang. Banyak banget orang yang sebenarnya butuh desain, tapi mereka nggak tahu harus mulai dari mana. Dari sinilah aku memutuskan untuk fokus berbagi ilmu desain, terutama dengan Canva, di media sosial.

Berapa jam Mas Dimas kerja sehari? Bagaimana biasanya Mas Dimas memulai hari sebagai seorang kreator? Bagaimana Mas Dimas menghabiskan hari dalam seminggu?

Kalau bicara soal “Berapa jam sih aku kerja setiap hari?” Jawabannya fleksibel. Jangan tanya kerjaku berapa jam, tanya tidurku berapa jam, tapi biasanya aku duduk di depan laptop kalau di total mungkin 6-8 jam, tapi bener-bener fleksibel banget, karena aku juga jaga warung di rumah. Tapi, perjalanan ini nggak instan. Aku sempat bekerja sebagai kreator konten untuk coffee shop dan warung bakso yang punya beberapa cabang.

Bayangin, setiap cabang punya kebutuhan konten yang berbeda. Aku harus bikin desain dari nol sampai publish dalam waktu yang terbatas. Rasanya? Capek banget, tapi di situ aku belajar multitasking dan mengatur waktu.

Sekarang, setelah aku fokus di personal branding, rutinitasku lebih terstruktur. Biasanya aku memulai hari dengan brainstorming ide konten. Setelah itu, aku bikin desain, atau menyusun strategi promosi untuk produk digitalku. Dan yang paling penting, aku selalu menyisihkan waktu untuk engage dengan audiens, terutama di Threads.

Kenapa memilih niche Canva? Seperti apa peluangnya? Sisi apa aja dari canva yang bisa  monetize? 

Kenapa Canva?

Aku yakin banget kamu juga ngerasa kalau Canva itu revolusioner. Siapa pun, bahkan yang nggak punya latar belakang desain, bisa bikin karya yang terlihat profesional. Canva itu seperti “game changer” di dunia desain. Dan buat aku, ini peluang besar karena banyak bisnis kecil, individu, bahkan kreator lain yang butuh solusi desain sat-set

Aku nggak cuma berhenti di situ. Aku melihat sisi lain dari Canva yang bisa dimonetisasi, seperti:

  • Jualan template: Dari template Instagram, worksheet, hingga website.

  • Edukasi tentang Canva: Lewat eBook, mini course, atau kelas online.

  • Jasa desain: Membantu UMKM atau individu yang pengen desain custom.

  • Produk kombinasi: Misalnya, menggabungkan Canva dengan ChatGPT untuk workflow yang lebih cepat dan efektif..

Bisa dibilang, Canva membuka jalan aku untuk menghasilkan dari dunia digital. 

“Kalau kamu punya ide kecil hari ini, jangan sepelekan. Ide kecil itu bisa jadi awal dari hal besar yang mengubah hidupmu.”

Bagaimana cara masnya belajar canva sehingga expert seperti sekarang? Apakah Masnya punya referensi, links, tempat belajar canva yang bagus?

Kalau aku bisa, kamu juga pasti bisa! Aku mulai dari belajar prinsip desain dasar, seperti keseimbangan, hierarki, kontras, dan repetisi. Ini penting banget supaya desain kamu nggak cuma cantik, tapi juga fungsional.

Setelah itu, aku eksplorasi semua fitur di Canva. Dari grids, elemen, hingga trik kecil seperti penggunaan Fitur Canva atau animasi. Untuk belajar, aku sering banget buka:

  • Blog resmi Canva: Mereka punya banyak tutorial tentang fitur baru.

  • YouTube: Banyak kreator global yang bikin tutorial step-by-step.

  • Pinterest: Tempat cari inspirasi visual.

  • Komunitas kreator: Di grup Facebook atau forum online.

Tapi, kunci utamanya adalah latihan setiap hari. Aku sering tantang diri sendiri buat bikin desain baru, aku mencoba desain ulang dari desain orang lain, Kadang hasilnya gagal, tapi dari situ aku belajar lebih banyak.

Hasil design masnya keren-keren, gimana cara agar punya sense of designer yang kuat seperti Mas Dimas?

Terima kasih atas apresiasinya! 😊 Sense of design itu sebenarnya bukan bawaan lahir, tapi hasil dari proses belajar dan habit yang terbangun. sense of design dimulai dari pemahaman yang baik tentang prinsip dasar desain, seperti Keseimbangan, Kontras, Hierarki, Repetisi, White space.

Kunci untuk membangun sense of design adalah banyak melihat karya orang lain. Banyak platform untuk mencari inspirasi, contohnya Pinterest, Behance, Dribble, bahkan template Canva juga bisa buat inspirasi loh.

Sense of design berkembang dari keberanian untuk mencoba hal baru. Jangan takut salah atau merasa desainmu jelek di awal, karena itu bagian dari proses. Coba kombinasikan warna yang jarang digunakan, Eksperimen dengan berbagai macam elemen Canva, Bermain typography (misalnya memadukan font yang seimbang).

Seringkali kita terlalu subjektif saat menilai desain sendiri. Maka, minta feedback dari teman, kolega, atau bahkan audiens. Feedback ini bisa membantu kamu melihat desainmu dari sudut pandang lain.

Sense of design nggak akan muncul begitu saja. Aku selalu melatih kemampuan desainku dengan:

  • Membuat satu desain setiap hari, entah itu kecil atau besar.

  • Buat tantangan desain, seperti Weekly Challenge di media sosial yang pernah aku buat.

  • Mengikuti brief fiktif, misalnya mendesain ulang poster film atau logo brand terkenal.

“Sense of design adalah tentang memahami bahwa setiap elemen di dalam desain punya tujuan.”

Gimana Masnya membangun personal branding sebagai seorang Canva Creator sehingga menjadi Top of Mind seperti sekarang?

“Personal branding adalah tentang bagaimana kamu membuat orang lain mengingatmu, bahkan ketika kamu nggak ada di depan mereka.” 

Aku cuma nerapin beberapa hal, seperti:

  • Visual Konsisten, mungkin beberapa orang tau aku karena melihat dari postingan Threads aku yang playfull.

  • Bahasa yang aku pakai juga santai, biar tidak terkesan lagi diwawancarai HRD.

  • Fokus ke audiens, Aku bikin konten yang relevan dan bermanfaat, seperti tips desain atau ide elemen Canva.

Dan Intinya hindari gonta ganti foto profil atau nama. (tiba-tiba bisa bikin asing)

Bagaimana Masnya menggunakan Threads sebagai wadah berkomunitas ?  Seperti apa strategi ngontenya masnya sehingga mencapai 7000 follower ? 


Belum lama aku buat akun Threads, dan ternyata malah jadi Platform favorite yang setiap hari aku buka, kenapa? 

Algoritma dari Threads sepertinya simpel, Interaksi lebih organik dengan Audiens, dan untuk saat ini efektif buat promosi produk.

Aku bisa sampai ke angka 7000 bahkan saat ini sudah 8000 karena Konsisten posting konten setiap hari, (entah itu edukasi atau promosi), Berbagi cerita pribadi biar audiens lebih relate, sampai aktif balas komentar dan DM untuk membangun hubungan. 

Selain punya sense of design yang kuat, saya lihat masnya juga jago menemukan ide yang protibel dalam bidang canva ini. Bagaimana cara masnya menemukan ide produk yg profitable dan berbeda dengan orang lain?

Gatau mas kalau ini, tiba-tiba muncul gitu aja, tapi sesekali aku diskusi dengan salah satu warga Threads, dan mengembangkan ide itu dengan Chat GPT.

Seperti apa proses pembuatan produk digital ala mas roo?

Kurang lebih seperti orang-orang pada umumnya

Cari tahu dulu kebutuhan audiens, mulai brainstorming ide, desain produk, minta feedback, Promosi.

Bagaimana Anda memasarkan karya Anda di Canva agar dapat ditemukan oleh pembeli? Kalo boleh ceritakan juga dimana aja jualannya, gimana strategi launching nya.

Buat aku, pemasaran itu nggak melulu soal produk, tapi soal bagaimana kamu bercerita. Aku menunjukkan manfaat produk dengan cara yang relatable, pembeli akan datang dengan sendirinya.

Aku menjual produk di Lynk.id dan mempromosikan lewat Threads, Aku sering membagikan proses pembuatan produk di Threads sebagai strategi soft selling. Orang-orang suka melihat behind-the-scenes, dan ini membangun koneksi emosional dengan audiens.

Saya lihat produk lama masnya laku terus, apa strategi praktis supaya produk lama kita laku terus?

  • Update Produk Secara Berkala: Misalnya, aku memperbarui materi eBook dengan tips desain terbaru atau tren warna terkini. Pembeli lama sering mendapatkan update gratis, dan ini menciptakan loyalitas.

  • Testimoni dan Studi Kasus: Aku sering menggunakan testimoni pembeli sebelumnya untuk menunjukkan bahwa produk lama masih relevan dan bernilai.

  • Bundle Produk Lama dengan Produk Baru: Strategi bundling ini efektif untuk memberikan kesan value lebih besar.

Saya pernah melihatnya masnya membuat diskon. Saya pengen lebih tau tentang strategi apa saja yang mas lakukan untuk menarik pembeli?

Maaf nggak aku jawab mas, karena jawabanya udah aku tulis di eBook terbaru aku.

Hihi baiklah, kalo begitu apa visi atau rencana jangka panjang Mas Dimas sebagai Canva Kreator?

Sebenarnya aku itu bukan Canva Kreator, bukan siapa siapanya Canva, dan aku ga pernah dibayar Canva, tapi aku ingin ajak orang-orang bermain Canva lebih maksimal lagi dengan pengalaman yang aku punya.

Aku punya mimpi besar untuk membangun komunitas kreatif yang mendukung, membantu lebih banyak teman-teman untuk sukses lewat produk digital. Aku percaya, kreativitas bisa jadi kekuatan besar untuk mengubah hidup, asal kita berani mencoba dan terus belajar.

Aku merasa kasihan dengan orang-orang yang terjebak dalam iming-iming cuan cuan cuan, dari itu aku sering banget mengedukasi mereka.

Jika waktu bisa di ulang, apa hal yang gak akan mas lakukan dan apa seharusnya mas lakukan ? khususnya dalam perjalanan make money online ini.

Kalau waktu bisa diulang, ini yang aku nggak akan lakukan dan seharusnya aku lakukan:

Hal yang Aku Sesali:

  • Perfeksionis di Awal: Dulu aku sering menunda-nunda launching produk karena merasa desainku belum sempurna. Padahal, feedback nyata dari pembeli jauh lebih penting untuk perbaikan.

  • Terlalu Fokus pada Banyak Hal Sekaligus: Aku pernah mencoba menjual terlalu banyak jenis produk sekaligus, yang akhirnya malah bikin aku nggak fokus.

Hal yang Seharusnya Dilakukan:

  • Bangun Audience Sejak Awal: Kalau bisa diulang, aku ingin mulai lebih awal membangun audience di media sosial. Audiens yang loyal adalah kunci kesuksesan jangka panjang.

  • Investasi pada Komunitas: Komunitas kreator adalah tempat belajar dan berbagi. Aku seharusnya lebih banyak terlibat di komunitas sejak awal.

Apa pesan masnya buat creator canva pemula agar tidak menjadi designer yang rata-rata?

Untuk kamu yang baru mulai, ingat pesan ini:

  • Jangan Hanya Fokus pada Alat, Faham Prinsip Desain: Canva itu tools yang luar biasa, tapi kamu tetap perlu memahami dasar desain seperti warna, tipografi, dan komposisi.

  • Eksplorasi dan Berani Coba: Jangan takut gagal. Semakin banyak kamu bereksperimen, semakin cepat kamu menemukan gaya khasmu.

  • Bangun Personal Branding: Jadilah kreator yang dikenal bukan hanya karena produk, tapi juga karena kepribadian dan value yang kamu bawa.

  • Jangan Menjadi Medioker: Fokus pada quality over quantity. Jika kamu ingin produkmu dikenal, pastikan desain dan strateginya standout dibanding kompetitor.

Thanks Bro.

Buat para pembaca SolopreneurStory, jika merasa konten ini insighfull boleh dong dukung para kreator kita untuk terus berkarya dengan cara mensupport mereka.

Contact Mas Dimas
Threads: @createdbyroo